Musiclive.id | Band punk asal Bandung, Dongker, kembali mencuri perhatian di edisi ke-60 DCDC Pengadilan Musik. Pada 22 November 2024 lalu, mereka menjalani “persidangan” atas karya-karya inovatif dan rangkaian tur album perdana bertajuk Ceriwis Necis. Acara ini digelar di The Park Jabar VOC Inlander Koffiehuis, Bandung, Jawa Barat, serta disiarkan langsung melalui kanal YouTube DCDC TV.
Sidang Dongker: Pertanggungjawaban atas Karya Fenomenal

Dalam sidang ini, dua jaksa penuntut, Pidi Baiq dan Budi Dalton, mengupas rekam jejak musik Dongker, termasuk inovasi album Ceriwis Necis. Band ini didampingi “pengacara musik” Yoga PHB dan Rully Cikapundung untuk membela mereka di hadapan hakim ketua, Man Jasad, dan panitera, Eddi Brokoli.
Agus Danny Hartono, perwakilan DCDC, menyebut Dongker sebagai salah satu band paling progresif di Tanah Air. Hal ini ditandai dengan langkah mereka merilis buku interpretasi ulang 17 lagu dari Ceriwis Necis yang disajikan dalam bentuk puisi, cerpen, naskah drama, ilustrasi, iterasi coding, hingga desain anting. Buku eksklusif setebal 340 halaman ini hanya tersedia pada acara-acara tertentu, menjadikannya sorotan utama dalam sidang.
“Dongker adalah band dengan banyak inovasi. Tidak heran DCDC Pengadilan Musik memanggil mereka untuk mempertanggungjawabkan karya-karya yang telah memengaruhi industri musik kita,” ujar Agus Danny.
Ceriwis Necis: Album dan Tur Internasional

Sejak merilis Ceriwis Necis pada Mei 2024, Dongker terus mencetak prestasi. Album ini memuat 17 lagu, termasuk hits seperti Bertaruh Pada Api, yang membuka jalan mereka ke pangsa pasar internasional. Dongker sukses menggelar tur album di berbagai kota di Pulau Jawa, Bali, Sumatera, hingga Malaysia, termasuk Kuala Lumpur dan Johor Bahru.
Menurut Arno Zarror, gitaris sekaligus vokalis, Dongker berkolaborasi dengan 17 kreator lintas bidang untuk menciptakan karya anti-mainstream. Album ini bahkan mendapat apresiasi di lima negara, yakni Indonesia, Taiwan, Jepang, Malaysia, dan Singapura.
Kolaborasi ini menciptakan tantangan baru, terutama dalam iterasi coding yang jarang ditemukan di musik punk. Album ini adalah gerbang kami untuk meraih pendengar lebih luas,” jelas Arno.
Gebrakan Baru: Rilis Piringan Hitam

Dongker tak berhenti berinovasi. Di awal 2025, mereka akan merilis piringan hitam edisi terbatas sebanyak 300 keping bekerja sama dengan Disaster Records. Menurut Delpi Suhariyanto, piringan hitam ini adalah bentuk penghargaan bagi musisi sekaligus kenangan untuk para penggemar.
“Kami menganggap perilisan vinyl sebagai ijazah musisi. Ini menjadi langkah sakral sekaligus bukti komitmen kami menciptakan karya dalam berbagai medium,” ungkap Delpi.
Penampilan Memukau di DCDC Pengadilan Musik
Selama sidang, Dongker juga menyuguhkan tiga lagu andalan mereka, yakni Di Neraka, Tuhan di Reruntuh Kota, dan Bertaruh Pada Api. Aksi mereka memukau warga DCDC yang hadir langsung maupun yang menonton melalui live streaming.
Tentang DCDC Pengadilan Musik

DCDC Pengadilan Musik adalah program unik yang menghadirkan kajian terhadap karya musisi Tanah Air dengan konsep persidangan. Acara ini tak hanya serius, tetapi juga menyisipkan humor melalui perangkat sidang. Sebelumnya, program ini telah menghadirkan musisi papan atas seperti J-Rocks, Anji, Burgerkill, Danilla, hingga Juicy Luicy.
Dengan konsep segar dan inovatif, DCDC Pengadilan Musik terus menjadi wadah apresiasi karya musisi Indonesia, sekaligus platform yang memperkuat ekosistem musik Tanah Air.


